Minggu, 25 Mei 2014

GIGI BERJEJAL

PENGERTIAN GIGI BERJEJAL

Pertumbuhan rahang yang tidak normal menyebabkan gigi geligi tumbuh berjejal, karena tidak seimbangnya ukuran rahang dengan gigi geligi. Bertambahnya ukuran semacam ini jelas terlihat dengan membesarnya ukuran rahang ke semua dimensi, khususnya ke dimensi lateral dan anterio posterior (Depkes, R.I., 1999).
Menurut Harty dan Ogston (1995), gigi berjejal (crowding) adalah maloklusi akibat tidak teraturnya dimensi mesio distal secara keseluruhan dari gigi geligi dengan ukuran maksila dan mandibula, sehingga akan mengakibatkan perubahan lengkung rahang. Keadaan lengkung rahang kadang-kadang mempengaruhi erupsi molar pertama (M1) tetap, biasanya mengakibatkan impaksi dari molar pertama (M1) tetap terhadap permukaan distal dari molar ke dua sulung (m2).

PENYEBAB GIGI BERJEJAL

1)    Gigi sulung tanggal sebelum waktunya (premature loss)
Gigi sulung akan goyang akibat tekanan dari gigi tetap dan lama kelamaan akan tanggal sesuai dengan waktu pergantiannya. Proses ini berlangsung normal secara fisiologis. Tetapi ada gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya karena beberapa hal, misalnya karena karies gigi atau trauma (benturan/jatuh). Hal ini menyebabkan gigi tetapnya kehilangan arah/petunjuk untuk tumbuh dan terjadi penyempitan ruangan. Akibatnya gigi tetap akan tumbuh diluar lengkung  rahang (Rachman, 2006).

2)    Gigi yang tidak tumbuh/tidak ada (missing teeth)
Gigi geligi yang biasa tidak tumbuh pada rahang atas adalah gigi incisivus pertama dan kedua, premolar kedua dan molar ketiga. Apabila seseorang mengalami kelainan ini, maka pada lengkung rahang dan rongga mulutnya terdapat ruangan kosong sehingga tampak celah antara gigi/diastema (Rachman, 2004).


3)    Ukuran gigi dan rahang yang tidak proporsional
Biasanya dikaitkan dengan perkawinan antar suku. Bisa terjadi giginya berukuran besar-besar namun ukuran rahangnya kecil sehingga tidak sanggup menampung semua gigi yang ada, sehingga gigi menjadi berjejal

PERAWATAN GIGI BERJEJAL

Perawatan gigi berjejal atau crowded agar kembali pada lengkung oklusi yang normal dilakukan dengan cara pemasang kawat gigi, perawatan ini biasa disebut dengan perawatan orthodontik. Perawatan  orthodontik mencakup banyak hal mulai dari pengetahuan yang lebih mendalam tentang tumbuh kembang, penetapan diagnosis, hingga pemasangan alat itu sendiri. Jadi pemasangan alat orthodontik sebaiknya oleh dokter gigi spesialis orthodontik, bukan oleh dokter gigi umum (general practitioner).

Kapan dirawat orthodontik?
Perawatan orthodontik lebih baik dilakukan pada saat pasien masih dalam tahap tumbuh kembang. Bila perawatan ini dilakukan pada orang dewasa, kemungkinan waktu perawatan akan lebih panjang karena tulang rahangnya lebih padat. Namun ada juga resikonya bila perawatan dilakukan pada saat masih anak-anak atau remaja, yaitu dapat terjadi rekurensi dimana setelah perawatan selesai gigi kembali memiliki susunan yang tidak beraturan karena proses tumbuh kembang masih terus berlanjut.

Macam alat orthodontik
Perawatan orthodontik berdasar pada prinsip-prinsip biomekanika. Gigi yang susunannya kurang ideal dibetulkan dengan menggeser gigi hingga mencapai posisi yang ideal. Supaya bisa bergeser, dibutuhkan pemasangan alat orthodontik (seperti kawat orthodontik, bracket, karet elastik, dan masih banyak lagi) yang akan diaktivasi setiap interval waktu tertentu saat pasien datang untuk kontrol. Pada saat alat diaktivasi, terjadi penekanan pada gigi yang diteruskan pada tulang rahang, sehingga akhirnya gigi akan bergeser. Maka itu terkadang pasien akan merasa sakit atau tidak nyaman pada saat pemasangan atau aktivasi alat. Namun tekanan yang diberikan adalah tekanan ringan yang tidak berlebihan, karena jika berlebihan dapat menyebabkan kematian pada gigi.
Pada beberapa kasus maloklusi yang cukup berat, tidak cukup ruangan yang tersedia agar gigi dapat bergeser. Untuk itu perlu dilakukan pencabutan gigi, yang jumlah dan letaknya sangat bergantung pada masing-masing kasus. Namun umumnya ada dua gigi yang dicabut pada masing-masing rahang atas dan bawah.
Secara garis besar, alat orthodontik dapat dibagi dua, yaitu alat orthodontik cekat (fixed orthodontic appliances) dan lepasan (removable orthodontic appliances).
Pemilihan jenis alat sangat bergantung kepada diagnosis, dan berat ringannya kasus. Biasanya pada kasus maloklusi ringan yang tidak memerlukan pencabutan, yang digunakan adalah alat orthodontik lepasan. Alat ini dapat dilepas sewaktu-waktu oleh pasien, oleh karena itu tingkat keberhasilan perawatan sangat bergantung pada kedisiplinan pasien itu sendiri.

Tahap perawatan orthodontik
Secara singkat, tahapan perawatan orthodontik adalah :
•    Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara umum dan juga intra oral serta pengisian kartu status pasien. Bila ada gigi yang perlu penambalan, pembersihan karang gigi, atau pencabutan, maka harus dilakukan sebelum dimulainya perawatan orthodontik.
•    Dilakukan pencetakan pada gigi pasien. Pada model gigi yang didapat dari pencetakan ini dilakukan evaluasi maloklusi dan kebutuhan ruang.
•    Diambil foto gigi pasien, dan juga profil wajah pasien dari samping dan depan. Foto ini diperlukan untuk menunjang saat penentuan diagnosis dan rencana perawatan.
•    Pengambilan foto radiografis (rontgen). Setelah didapat foto cephalometridan panoramik, akan dilakukan analisis foto.
•    Setelah semua evaluasi dilakukan, baru dapat ditetapkan diagnosa dan rencana perawatan.
•    Pemasangan alat orthodontik
•    Kontrol rutin, biasanya dilakukan 2 minggu sekli atau 1 bulan sekali. Saat kontrol biasanya dokter memeriksa kondisi rongga mulut pasien secara umum, mengamati pergerakan gigi, dan melanjutkan rencana perwatan
•    Setalah perawatan dianggap selseai kawat akan dilepas
•    Setelah itu pasien akan dibuatka retainer, untuk mencegah gigi berubah kembali pada posisi semula, lamanya pemakain retainer akan ditenukan oleh dokter yang bersangkutan tergantung kasus yang dialami paen, tetapi biasanya pemakainan dilakukan kurang lebih 6 bulan

PENCEGAHAN GIGI BERJEJAL

posisi gigi yang tidak teratur dapat dicegah pada saat usia anak prasekolah dan sekolah dasar (3-11 tahun). Pada usia ini, terjadi pertumbuhan gigi campuran. Orang tua dapat memberikan pengertian kepada si anak agar giginya mau dirawat melalui pendekatan psikologis. Apa bila pendekatan psikologis telah berhasil dilakukan maka perawatan gigi anak dapat segera dilakukan. Langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah gigi berjejal.
1.    Perawatan gigi anak
•    Menyikat gigi 2 kali sehari dengan cara yang tepat
•    Tidak mencabut gigi sulung sebelum waktunya
•    Menambal atau merawat gigi susu yang berlubang. Tindakan ini bertujuan untuk
mencegaah gigi sulung tanggal sebelum waktunya

2.    Mencegah dan Menghilangkan Kebiasaan Buruk
Kebisaan buruk yang biasa dilakukan oleh anak-anak, seperti menghisap jari, bernafas melaui mulut, mengempeng dot pada massa pertumbuhan gigi tetap. Kebisaan tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi tetapnya dan mengakibatkan gigi tumbuh secara tidak beraturan aatu berjejal.


Daftar Pustaka
Depkes, R.I., 1999
Harty dan Ogston (1995)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar