1. Pengertian Abrasi Gigi
Abrasi gigi merupakan keadaan abnormal dimana ada lapisan pada gigi yaitu email yang hilang dan terkikis, atau terkadang hingga lapisan yang lebih dalam dari email yaitu dentin (Mozartha, 2007). Abrasi gigi adalah keausan secara abnormal dari gigi geligi akibat benda asing seperti tekanan penyikatan gigi dalam arah horizontal yang terlalu kuat disepanjang leher gigi (Eccles dan Green, 1994).
2. Penyebab abrasi gigi
Menurut Mozartha (2007) penyebab abrasi gigi adalah disebabkan oleh gaya friksi (gesekan) langsung antara gigi dan objek eksternal, atau karena gaya friksi antara bagian gigi yang berkontak dengan benda abrasif. Beberapa penyebabnya adalah:
a. Abrasi gigi yang disebabkan oleh penyikatan gigi dengan arah horizontal dan dengan penekanan berlebihan
b. Kebiasaan buruk seperti menggigit pensil
c. Kebiasaan menggunakan tusuk gigi yang berlebihan diantara gigi
d. Penggunaan gigi tiruan lepasan yang menggunakan cengkeram
3. Macam-macam bentuk abrasi pada gigi
Menurut Herawati, dkk, (2005) secara klinis gambaran gigi yang mengalami abrasi dapat dibedakan menjadi 2 bentuk kerusakan atau kelainan yaitu:
a. berbentuk V
b. bentuk parit/selokan (ditch) atau irisan (wedge) yang terlihat pada sepertiga bagian servik gigi atau akar gigi.
4. Akibat yang di timbulkan oleh abrasi gigi
Menurut (Mozartha 2007) akibat dari abrasi adalah gigi menjadi hipersensitif di daerah tesebut akan terasa ngilu bila terkena minuman dingin atau bila ada hembusan angin.
Menurut (Baum dkk, 1997) abrasi gigi dapat menimbulkan kerusakan pada berbagai gigi, keausan-keausan ujung-ujung gigi atau leher gigi yang terkena abrasi.
Menurut (Herawati, dkk, 2005) gigi yang terkena abrasi gigi akan mengakibatkan gigi menjadi sangat sensitif, juga besar kemungkinaan terkena pulpa gigi(berisi sraf, dan pembuluh darah) dan besar kemungkinan akan terjadinya resiko fraktur (patah gigi) pada daerah sepertiga servik gigi dan hal ini dapat menjadi masalah estetika bagi masyarakat pada umumnya.
5. Penanggulangan abrasi Gigi
Pencegahan abrasi gigi Menurut Andlaw dan Rock (1992), dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah :
a. Dengan memberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut
Penyuluhan tentang kesehatan ini bertujuan untuk memberikan informasi yang jelas pada masyarakat agar mereka menjadi tahu akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, misalnya dengan menjaga pola makanan empat sehat lima sempurna (makanan yang bernilai gizi baik) seperti menghindari mengkonsumsi makanan yang dapat merusak gigi, yaitu makanan yang banyak mengandung gula, karbohidrat, atau makan-makanan yang mudah lengket pada gigi seperti permen, coklat, dodol, dan sebagainya, memberikan penyuluhan bagaimana cara merawat kebersihan gigi dan mulut serta bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan benar, dan menghentikan kebisaan buruk seperti, menggit pensil dan pipa rokok,.
b. Memberikan petunjuk atau teknik cara menyikat gigi yang benar.
Menyikat gigi dilakukan untuk membersihkan gigi dari sisa makanan yang menempel pada gigi, adapun cara menyikat gigi yang baik adalah untuk menghilangkan plak pada bagian gigi yang berbatasan dengan gusi diperlukan gerakan menggosok gigi yang horizontal (mendatar). Sebaiknya menggosok gigi di lakukan secara berulang-ulang pada satu tempat dulu, sebelum pindah ke tempat yang lain sikat gigi jangan terlalu ditekan pada waktu menggosok gigi. Dataran pengunyah dari geraham-geraham juga di sikat dengan gerakan horizontal dan agar lebih sempurna gerakan horizontal dapat di kombinasi dengan gerakan melingkar (rotasi) atau vertikal (pada rahang atas dari gusi ke bawah dan pada rahang bawah dari arah gusi ke atas) dan cara kumur-kumur pada waktu kumur mulut hendaknya dikatupkan kemudian hebus-hembuskan beberapa saat baru kemudian dibuang (Depkes.R.I, 1994). Hasil yang baik akan di peroleh jika penyikatan gigi dilakukan dengan menggunakan teknik yang baik.
c. Memberikan bahan Topikal Aplikasi Fluor (TAF)
Pemberian bahan ini adalah bertujuan untuk memberikan ketahan terhadap gigi dengan cara melapisi gigi dengan fluoride varnish sebanyak 2-4 kali dalam setahun, hal ini dilakukan oleh dokter gigi. Cara lainnya adalah pada saat menyikat gigi menggunakan pasta gigi yang mengandung bahan fluor, kemudian dengan cara mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung fluor seperti sayuran dan susu (Cici, 2008).
d. Mengurangi resiko abrasi gigi
menggunakan sikat gigi yang seratnya lembut dan menyikat gigi dengan gerakan yang tidak terlalu keras dan jangan lansung menyikat gigi setelah makan/minum yang bersifat asam , karena gigi akan mudah terkikis sesudahnya.lebik baik sebelumnya kumu-kumur terlebih dahulu (Cici, 2008).
e. Selalu memonitor keadaan gigi dengan melakukan pemeriksaan rutin minimal 6 bulan sekali
Makalah Abrasi dibuat oleh Pitri Puspitasari
Tugas Satuan Penyuluahan Krakatau Medika Healt Care
Minggu, 25 Mei 2014
KARANG GIGI
Karang gigi atau "kalkulus gigi" terbuat dari plak
dan zat kapur yang berada di air liur. Plak sendiri terdiri dari
lapisan bening di gigi ( perikel ) dan kuman. Di dalam mulut kita
terdapat lebih dari 350 jenis kuman yang dapat menyebabkan karies. Jika
di gigi atau sela-sela gigi terdapat banyak makanan yang tidak di
bersihkan maka kuman akan mencerna makanan tersebut, lama-kelamaan akan
menyebabkan karang gigi.
pengertian scalling scalling merupakan suatu tindakan yang di lakukan utuk membersihkan karang gigi menggunakan alat - alat yang disebut scaller,
scaller terdiri dari: hoe scaller : alat yang berbentuk seperti cangkul kecil, untuk membersihkan sub atau supra ginggiva kalkulus. sikle scaller : alat yang berbentuk seperi bulan sabit, untuk membersihkan kalkulus pada ruang interdental. wing set scaller : alat yang berbentuk seperti sayap, untuk membersihkan sub atau supra ginggiva kalkulus. curret scaller : alat yang bentuk seperti sendok, untuk mengambil jaringan lunak,cementum,dan sub ginggiva kalkulus pada saku gusi. file scaller : alat yang berbentuk seperti kikir, untuk membersihkan sub atau supra ginggiva kalkulus. chisel scaller : alat yang berbentu seperti pahat, untuk membersihkan sub atau supra ginggiva kalkulus.
bahan untuk scalling: disclosing agent : suatu caiarn berwarna merah yang diberikan pada saat pemeriksaaan gigi untuk menunjukan plak dan karang gigi yang melekat pada permukaan gigi sehingga tampak lebih jelas.
Tahap kerja scalling: persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. cuci bersih tangan dan kenakan sarung tangan. gunakan masker ( alat perlindungan diri) pastikan pasien dalam keadaan nyaman pada dental unit. berikan disclosing agent pada bawah lidah pasien. lalu instruksikan pasien untuk meratakannya menggunakan lidah. periksa karang gigi yang ada pada permukaan gigi. lalu bersihkan karang gigi menggunakan scaller manual ataupun scaller elektronik. (jangan lupa menggunakan satu tumpuan untuk fixasi). setelah selesai melakukan perawatan maka berikan instruksi sebagai berikut untuk pencegahan timbulnya karies : rajin gosok gigi setelah makan dan sebelum tidur menggunakan odol. ranjin minum air putih dan berkumur - kumur. rajin membersihkan sisa makanan yang menempel menggunakan benang gigi. rajin makan makanan yang berair dan berserat seperti buah dan sayur.
Karang gigi melekat erat dengan gigi dan hanya bisa di bersihkan dengan scaller, atau alat ekstraktor oleh dokter gigi.
Warna karang gigi mula-mula kuning, lama-kelamaan dapat berwarna coklat atau kehitaman sesuai dengan kebiasaan seperti merokok atau minum kopi.
Karang gigi dapat menyebabkan gigi goyang dan mudah tanggal karena penurunan gusi, gusi bengkak, gusi berdarah terutama saat menyikat gigi, dan halitosis (bau mulut).
sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Karang_gigi
pengertian scalling scalling merupakan suatu tindakan yang di lakukan utuk membersihkan karang gigi menggunakan alat - alat yang disebut scaller,
scaller terdiri dari: hoe scaller : alat yang berbentuk seperti cangkul kecil, untuk membersihkan sub atau supra ginggiva kalkulus. sikle scaller : alat yang berbentuk seperi bulan sabit, untuk membersihkan kalkulus pada ruang interdental. wing set scaller : alat yang berbentuk seperti sayap, untuk membersihkan sub atau supra ginggiva kalkulus. curret scaller : alat yang bentuk seperti sendok, untuk mengambil jaringan lunak,cementum,dan sub ginggiva kalkulus pada saku gusi. file scaller : alat yang berbentuk seperti kikir, untuk membersihkan sub atau supra ginggiva kalkulus. chisel scaller : alat yang berbentu seperti pahat, untuk membersihkan sub atau supra ginggiva kalkulus.
bahan untuk scalling: disclosing agent : suatu caiarn berwarna merah yang diberikan pada saat pemeriksaaan gigi untuk menunjukan plak dan karang gigi yang melekat pada permukaan gigi sehingga tampak lebih jelas.
Tahap kerja scalling: persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. cuci bersih tangan dan kenakan sarung tangan. gunakan masker ( alat perlindungan diri) pastikan pasien dalam keadaan nyaman pada dental unit. berikan disclosing agent pada bawah lidah pasien. lalu instruksikan pasien untuk meratakannya menggunakan lidah. periksa karang gigi yang ada pada permukaan gigi. lalu bersihkan karang gigi menggunakan scaller manual ataupun scaller elektronik. (jangan lupa menggunakan satu tumpuan untuk fixasi). setelah selesai melakukan perawatan maka berikan instruksi sebagai berikut untuk pencegahan timbulnya karies : rajin gosok gigi setelah makan dan sebelum tidur menggunakan odol. ranjin minum air putih dan berkumur - kumur. rajin membersihkan sisa makanan yang menempel menggunakan benang gigi. rajin makan makanan yang berair dan berserat seperti buah dan sayur.
Karang gigi melekat erat dengan gigi dan hanya bisa di bersihkan dengan scaller, atau alat ekstraktor oleh dokter gigi.
Warna karang gigi mula-mula kuning, lama-kelamaan dapat berwarna coklat atau kehitaman sesuai dengan kebiasaan seperti merokok atau minum kopi.
Karang gigi dapat menyebabkan gigi goyang dan mudah tanggal karena penurunan gusi, gusi bengkak, gusi berdarah terutama saat menyikat gigi, dan halitosis (bau mulut).
sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Karang_gigi
GIGI BERJEJAL
PENGERTIAN GIGI BERJEJAL
Pertumbuhan rahang yang tidak normal menyebabkan gigi geligi tumbuh berjejal, karena tidak seimbangnya ukuran rahang dengan gigi geligi. Bertambahnya ukuran semacam ini jelas terlihat dengan membesarnya ukuran rahang ke semua dimensi, khususnya ke dimensi lateral dan anterio posterior (Depkes, R.I., 1999).
Menurut Harty dan Ogston (1995), gigi berjejal (crowding) adalah maloklusi akibat tidak teraturnya dimensi mesio distal secara keseluruhan dari gigi geligi dengan ukuran maksila dan mandibula, sehingga akan mengakibatkan perubahan lengkung rahang. Keadaan lengkung rahang kadang-kadang mempengaruhi erupsi molar pertama (M1) tetap, biasanya mengakibatkan impaksi dari molar pertama (M1) tetap terhadap permukaan distal dari molar ke dua sulung (m2).
PENYEBAB GIGI BERJEJAL
1) Gigi sulung tanggal sebelum waktunya (premature loss)
Gigi sulung akan goyang akibat tekanan dari gigi tetap dan lama kelamaan akan tanggal sesuai dengan waktu pergantiannya. Proses ini berlangsung normal secara fisiologis. Tetapi ada gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya karena beberapa hal, misalnya karena karies gigi atau trauma (benturan/jatuh). Hal ini menyebabkan gigi tetapnya kehilangan arah/petunjuk untuk tumbuh dan terjadi penyempitan ruangan. Akibatnya gigi tetap akan tumbuh diluar lengkung rahang (Rachman, 2006).
2) Gigi yang tidak tumbuh/tidak ada (missing teeth)
Gigi geligi yang biasa tidak tumbuh pada rahang atas adalah gigi incisivus pertama dan kedua, premolar kedua dan molar ketiga. Apabila seseorang mengalami kelainan ini, maka pada lengkung rahang dan rongga mulutnya terdapat ruangan kosong sehingga tampak celah antara gigi/diastema (Rachman, 2004).
3) Ukuran gigi dan rahang yang tidak proporsional
Biasanya dikaitkan dengan perkawinan antar suku. Bisa terjadi giginya berukuran besar-besar namun ukuran rahangnya kecil sehingga tidak sanggup menampung semua gigi yang ada, sehingga gigi menjadi berjejal
PERAWATAN GIGI BERJEJAL
Perawatan gigi berjejal atau crowded agar kembali pada lengkung oklusi yang normal dilakukan dengan cara pemasang kawat gigi, perawatan ini biasa disebut dengan perawatan orthodontik. Perawatan orthodontik mencakup banyak hal mulai dari pengetahuan yang lebih mendalam tentang tumbuh kembang, penetapan diagnosis, hingga pemasangan alat itu sendiri. Jadi pemasangan alat orthodontik sebaiknya oleh dokter gigi spesialis orthodontik, bukan oleh dokter gigi umum (general practitioner).
Kapan dirawat orthodontik?
Perawatan orthodontik lebih baik dilakukan pada saat pasien masih dalam tahap tumbuh kembang. Bila perawatan ini dilakukan pada orang dewasa, kemungkinan waktu perawatan akan lebih panjang karena tulang rahangnya lebih padat. Namun ada juga resikonya bila perawatan dilakukan pada saat masih anak-anak atau remaja, yaitu dapat terjadi rekurensi dimana setelah perawatan selesai gigi kembali memiliki susunan yang tidak beraturan karena proses tumbuh kembang masih terus berlanjut.
Macam alat orthodontik
Perawatan orthodontik berdasar pada prinsip-prinsip biomekanika. Gigi yang susunannya kurang ideal dibetulkan dengan menggeser gigi hingga mencapai posisi yang ideal. Supaya bisa bergeser, dibutuhkan pemasangan alat orthodontik (seperti kawat orthodontik, bracket, karet elastik, dan masih banyak lagi) yang akan diaktivasi setiap interval waktu tertentu saat pasien datang untuk kontrol. Pada saat alat diaktivasi, terjadi penekanan pada gigi yang diteruskan pada tulang rahang, sehingga akhirnya gigi akan bergeser. Maka itu terkadang pasien akan merasa sakit atau tidak nyaman pada saat pemasangan atau aktivasi alat. Namun tekanan yang diberikan adalah tekanan ringan yang tidak berlebihan, karena jika berlebihan dapat menyebabkan kematian pada gigi.
Pada beberapa kasus maloklusi yang cukup berat, tidak cukup ruangan yang tersedia agar gigi dapat bergeser. Untuk itu perlu dilakukan pencabutan gigi, yang jumlah dan letaknya sangat bergantung pada masing-masing kasus. Namun umumnya ada dua gigi yang dicabut pada masing-masing rahang atas dan bawah.
Secara garis besar, alat orthodontik dapat dibagi dua, yaitu alat orthodontik cekat (fixed orthodontic appliances) dan lepasan (removable orthodontic appliances).
Pemilihan jenis alat sangat bergantung kepada diagnosis, dan berat ringannya kasus. Biasanya pada kasus maloklusi ringan yang tidak memerlukan pencabutan, yang digunakan adalah alat orthodontik lepasan. Alat ini dapat dilepas sewaktu-waktu oleh pasien, oleh karena itu tingkat keberhasilan perawatan sangat bergantung pada kedisiplinan pasien itu sendiri.
Tahap perawatan orthodontik
Secara singkat, tahapan perawatan orthodontik adalah :
• Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara umum dan juga intra oral serta pengisian kartu status pasien. Bila ada gigi yang perlu penambalan, pembersihan karang gigi, atau pencabutan, maka harus dilakukan sebelum dimulainya perawatan orthodontik.
• Dilakukan pencetakan pada gigi pasien. Pada model gigi yang didapat dari pencetakan ini dilakukan evaluasi maloklusi dan kebutuhan ruang.
• Diambil foto gigi pasien, dan juga profil wajah pasien dari samping dan depan. Foto ini diperlukan untuk menunjang saat penentuan diagnosis dan rencana perawatan.
• Pengambilan foto radiografis (rontgen). Setelah didapat foto cephalometridan panoramik, akan dilakukan analisis foto.
• Setelah semua evaluasi dilakukan, baru dapat ditetapkan diagnosa dan rencana perawatan.
• Pemasangan alat orthodontik
• Kontrol rutin, biasanya dilakukan 2 minggu sekli atau 1 bulan sekali. Saat kontrol biasanya dokter memeriksa kondisi rongga mulut pasien secara umum, mengamati pergerakan gigi, dan melanjutkan rencana perwatan
• Setalah perawatan dianggap selseai kawat akan dilepas
• Setelah itu pasien akan dibuatka retainer, untuk mencegah gigi berubah kembali pada posisi semula, lamanya pemakain retainer akan ditenukan oleh dokter yang bersangkutan tergantung kasus yang dialami paen, tetapi biasanya pemakainan dilakukan kurang lebih 6 bulan
PENCEGAHAN GIGI BERJEJAL
posisi gigi yang tidak teratur dapat dicegah pada saat usia anak prasekolah dan sekolah dasar (3-11 tahun). Pada usia ini, terjadi pertumbuhan gigi campuran. Orang tua dapat memberikan pengertian kepada si anak agar giginya mau dirawat melalui pendekatan psikologis. Apa bila pendekatan psikologis telah berhasil dilakukan maka perawatan gigi anak dapat segera dilakukan. Langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah gigi berjejal.
1. Perawatan gigi anak
• Menyikat gigi 2 kali sehari dengan cara yang tepat
• Tidak mencabut gigi sulung sebelum waktunya
• Menambal atau merawat gigi susu yang berlubang. Tindakan ini bertujuan untuk
mencegaah gigi sulung tanggal sebelum waktunya
2. Mencegah dan Menghilangkan Kebiasaan Buruk
Kebisaan buruk yang biasa dilakukan oleh anak-anak, seperti menghisap jari, bernafas melaui mulut, mengempeng dot pada massa pertumbuhan gigi tetap. Kebisaan tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi tetapnya dan mengakibatkan gigi tumbuh secara tidak beraturan aatu berjejal.
Daftar Pustaka
Depkes, R.I., 1999
Harty dan Ogston (1995)
Pertumbuhan rahang yang tidak normal menyebabkan gigi geligi tumbuh berjejal, karena tidak seimbangnya ukuran rahang dengan gigi geligi. Bertambahnya ukuran semacam ini jelas terlihat dengan membesarnya ukuran rahang ke semua dimensi, khususnya ke dimensi lateral dan anterio posterior (Depkes, R.I., 1999).
Menurut Harty dan Ogston (1995), gigi berjejal (crowding) adalah maloklusi akibat tidak teraturnya dimensi mesio distal secara keseluruhan dari gigi geligi dengan ukuran maksila dan mandibula, sehingga akan mengakibatkan perubahan lengkung rahang. Keadaan lengkung rahang kadang-kadang mempengaruhi erupsi molar pertama (M1) tetap, biasanya mengakibatkan impaksi dari molar pertama (M1) tetap terhadap permukaan distal dari molar ke dua sulung (m2).
PENYEBAB GIGI BERJEJAL
1) Gigi sulung tanggal sebelum waktunya (premature loss)
Gigi sulung akan goyang akibat tekanan dari gigi tetap dan lama kelamaan akan tanggal sesuai dengan waktu pergantiannya. Proses ini berlangsung normal secara fisiologis. Tetapi ada gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya karena beberapa hal, misalnya karena karies gigi atau trauma (benturan/jatuh). Hal ini menyebabkan gigi tetapnya kehilangan arah/petunjuk untuk tumbuh dan terjadi penyempitan ruangan. Akibatnya gigi tetap akan tumbuh diluar lengkung rahang (Rachman, 2006).
2) Gigi yang tidak tumbuh/tidak ada (missing teeth)
Gigi geligi yang biasa tidak tumbuh pada rahang atas adalah gigi incisivus pertama dan kedua, premolar kedua dan molar ketiga. Apabila seseorang mengalami kelainan ini, maka pada lengkung rahang dan rongga mulutnya terdapat ruangan kosong sehingga tampak celah antara gigi/diastema (Rachman, 2004).
3) Ukuran gigi dan rahang yang tidak proporsional
Biasanya dikaitkan dengan perkawinan antar suku. Bisa terjadi giginya berukuran besar-besar namun ukuran rahangnya kecil sehingga tidak sanggup menampung semua gigi yang ada, sehingga gigi menjadi berjejal
PERAWATAN GIGI BERJEJAL
Perawatan gigi berjejal atau crowded agar kembali pada lengkung oklusi yang normal dilakukan dengan cara pemasang kawat gigi, perawatan ini biasa disebut dengan perawatan orthodontik. Perawatan orthodontik mencakup banyak hal mulai dari pengetahuan yang lebih mendalam tentang tumbuh kembang, penetapan diagnosis, hingga pemasangan alat itu sendiri. Jadi pemasangan alat orthodontik sebaiknya oleh dokter gigi spesialis orthodontik, bukan oleh dokter gigi umum (general practitioner).
Kapan dirawat orthodontik?
Perawatan orthodontik lebih baik dilakukan pada saat pasien masih dalam tahap tumbuh kembang. Bila perawatan ini dilakukan pada orang dewasa, kemungkinan waktu perawatan akan lebih panjang karena tulang rahangnya lebih padat. Namun ada juga resikonya bila perawatan dilakukan pada saat masih anak-anak atau remaja, yaitu dapat terjadi rekurensi dimana setelah perawatan selesai gigi kembali memiliki susunan yang tidak beraturan karena proses tumbuh kembang masih terus berlanjut.
Macam alat orthodontik
Perawatan orthodontik berdasar pada prinsip-prinsip biomekanika. Gigi yang susunannya kurang ideal dibetulkan dengan menggeser gigi hingga mencapai posisi yang ideal. Supaya bisa bergeser, dibutuhkan pemasangan alat orthodontik (seperti kawat orthodontik, bracket, karet elastik, dan masih banyak lagi) yang akan diaktivasi setiap interval waktu tertentu saat pasien datang untuk kontrol. Pada saat alat diaktivasi, terjadi penekanan pada gigi yang diteruskan pada tulang rahang, sehingga akhirnya gigi akan bergeser. Maka itu terkadang pasien akan merasa sakit atau tidak nyaman pada saat pemasangan atau aktivasi alat. Namun tekanan yang diberikan adalah tekanan ringan yang tidak berlebihan, karena jika berlebihan dapat menyebabkan kematian pada gigi.
Pada beberapa kasus maloklusi yang cukup berat, tidak cukup ruangan yang tersedia agar gigi dapat bergeser. Untuk itu perlu dilakukan pencabutan gigi, yang jumlah dan letaknya sangat bergantung pada masing-masing kasus. Namun umumnya ada dua gigi yang dicabut pada masing-masing rahang atas dan bawah.
Secara garis besar, alat orthodontik dapat dibagi dua, yaitu alat orthodontik cekat (fixed orthodontic appliances) dan lepasan (removable orthodontic appliances).
Pemilihan jenis alat sangat bergantung kepada diagnosis, dan berat ringannya kasus. Biasanya pada kasus maloklusi ringan yang tidak memerlukan pencabutan, yang digunakan adalah alat orthodontik lepasan. Alat ini dapat dilepas sewaktu-waktu oleh pasien, oleh karena itu tingkat keberhasilan perawatan sangat bergantung pada kedisiplinan pasien itu sendiri.
Tahap perawatan orthodontik
Secara singkat, tahapan perawatan orthodontik adalah :
• Dilakukan pemeriksaan kesehatan secara umum dan juga intra oral serta pengisian kartu status pasien. Bila ada gigi yang perlu penambalan, pembersihan karang gigi, atau pencabutan, maka harus dilakukan sebelum dimulainya perawatan orthodontik.
• Dilakukan pencetakan pada gigi pasien. Pada model gigi yang didapat dari pencetakan ini dilakukan evaluasi maloklusi dan kebutuhan ruang.
• Diambil foto gigi pasien, dan juga profil wajah pasien dari samping dan depan. Foto ini diperlukan untuk menunjang saat penentuan diagnosis dan rencana perawatan.
• Pengambilan foto radiografis (rontgen). Setelah didapat foto cephalometridan panoramik, akan dilakukan analisis foto.
• Setelah semua evaluasi dilakukan, baru dapat ditetapkan diagnosa dan rencana perawatan.
• Pemasangan alat orthodontik
• Kontrol rutin, biasanya dilakukan 2 minggu sekli atau 1 bulan sekali. Saat kontrol biasanya dokter memeriksa kondisi rongga mulut pasien secara umum, mengamati pergerakan gigi, dan melanjutkan rencana perwatan
• Setalah perawatan dianggap selseai kawat akan dilepas
• Setelah itu pasien akan dibuatka retainer, untuk mencegah gigi berubah kembali pada posisi semula, lamanya pemakain retainer akan ditenukan oleh dokter yang bersangkutan tergantung kasus yang dialami paen, tetapi biasanya pemakainan dilakukan kurang lebih 6 bulan
PENCEGAHAN GIGI BERJEJAL
posisi gigi yang tidak teratur dapat dicegah pada saat usia anak prasekolah dan sekolah dasar (3-11 tahun). Pada usia ini, terjadi pertumbuhan gigi campuran. Orang tua dapat memberikan pengertian kepada si anak agar giginya mau dirawat melalui pendekatan psikologis. Apa bila pendekatan psikologis telah berhasil dilakukan maka perawatan gigi anak dapat segera dilakukan. Langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah gigi berjejal.
1. Perawatan gigi anak
• Menyikat gigi 2 kali sehari dengan cara yang tepat
• Tidak mencabut gigi sulung sebelum waktunya
• Menambal atau merawat gigi susu yang berlubang. Tindakan ini bertujuan untuk
mencegaah gigi sulung tanggal sebelum waktunya
2. Mencegah dan Menghilangkan Kebiasaan Buruk
Kebisaan buruk yang biasa dilakukan oleh anak-anak, seperti menghisap jari, bernafas melaui mulut, mengempeng dot pada massa pertumbuhan gigi tetap. Kebisaan tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi tetapnya dan mengakibatkan gigi tumbuh secara tidak beraturan aatu berjejal.
Daftar Pustaka
Depkes, R.I., 1999
Harty dan Ogston (1995)
Minggu, 11 Mei 2014
Gangguan Radang Gusi
"Ini adalah salah satu penyakit di rongga mulut yang banyak dikeluhkan saat ini,” kata drg. Prita Widianti dari RS.Metropolitan Medical Centre, Jakarta.
Penyebab. Biasanya radang gusi terjadi karena adanya penumpukan plak. Plak itu sendiri merupakan lapisan biofilm tipis yang mengandung bakteri dan sisa-sisa makanan. Lapisan ini melekat di gigi dan berwarna putih atau putih kekuningan. Sebenarnya, wajar saja jika ada bakteri di dalam mulut. Ini tak akan menimbulkan masalah jika bakteri dalam jumlah yang seimbang. Hanya, plak yang menumpuk dapat membuat bakteri tumbuh dan berkembang melebihi batasan normalnya. Akibatnya, bakteri akan mulai menyerang isi mulut Anda, termasuk gusi. Ia akan menyebabkan terjadinya iritasi, infeksi, dan peradangan pada gusi.
Memicu penyakit jantung. Saat terjadi peradangan di gusi, gusi akan terlihat bengkak dan mudah berdarah. Perdarahan pada gusi memungkinkan bakteri masuk ke dalam aliran darah. Hal ini dapat memicu terjadinya penyumbatan suplai darah ke jantung dan otak. Beberapa penelitian juga menemukan bahwa mereka yang memiliki gangguan kesehatan pada mulut dan gigi memiliki risiko terhadap penyakit jantung 70% lebih tinggi daripada mereka yang tidak memiliki gangguan.
Indikasi diabetes. Radang dan perdarahan gusi juga merupakan indikasi pada diabetes. Gula darah yang tinggi dapat memicu pertumbuhan dan penumpukan plak di gigi. Selanjutnya ini akan meningkatkan perkembangan bakteri dan kuman di dalam rongga mulut. Itulah sebabnya para penderita diabetes lebih rentan mengalami gangguan di dalam rongga mulutnya.
Mencegahnya! Gula merupakan musuh mulut Anda. Jadi, sebaiknya mulai kurangi konsumsi makanan yang terlalu manis. Selain menyikat gigi secara rutin, lakukan juga flossing gigi untuk membersihkan sisa makanan yang terselip di gigi. Jika Anda kesulitan membersihkan plak yang melekat, jangan memaksa menyikat gigi kuat-kuat. Ini hanya akan membuat gigi mengalami pengikisan yang berlebihan dan berisiko membuat gusi berdarah. Temui dokter dan minta pada dokter Anda untuk melakukan proses pengangkatan plak.
sumber: http://www.menshealth.co.id/kesehatan/waras/gangguan.radang.gusi/004/003/70
Penyebab. Biasanya radang gusi terjadi karena adanya penumpukan plak. Plak itu sendiri merupakan lapisan biofilm tipis yang mengandung bakteri dan sisa-sisa makanan. Lapisan ini melekat di gigi dan berwarna putih atau putih kekuningan. Sebenarnya, wajar saja jika ada bakteri di dalam mulut. Ini tak akan menimbulkan masalah jika bakteri dalam jumlah yang seimbang. Hanya, plak yang menumpuk dapat membuat bakteri tumbuh dan berkembang melebihi batasan normalnya. Akibatnya, bakteri akan mulai menyerang isi mulut Anda, termasuk gusi. Ia akan menyebabkan terjadinya iritasi, infeksi, dan peradangan pada gusi.
Memicu penyakit jantung. Saat terjadi peradangan di gusi, gusi akan terlihat bengkak dan mudah berdarah. Perdarahan pada gusi memungkinkan bakteri masuk ke dalam aliran darah. Hal ini dapat memicu terjadinya penyumbatan suplai darah ke jantung dan otak. Beberapa penelitian juga menemukan bahwa mereka yang memiliki gangguan kesehatan pada mulut dan gigi memiliki risiko terhadap penyakit jantung 70% lebih tinggi daripada mereka yang tidak memiliki gangguan.
Indikasi diabetes. Radang dan perdarahan gusi juga merupakan indikasi pada diabetes. Gula darah yang tinggi dapat memicu pertumbuhan dan penumpukan plak di gigi. Selanjutnya ini akan meningkatkan perkembangan bakteri dan kuman di dalam rongga mulut. Itulah sebabnya para penderita diabetes lebih rentan mengalami gangguan di dalam rongga mulutnya.
Mencegahnya! Gula merupakan musuh mulut Anda. Jadi, sebaiknya mulai kurangi konsumsi makanan yang terlalu manis. Selain menyikat gigi secara rutin, lakukan juga flossing gigi untuk membersihkan sisa makanan yang terselip di gigi. Jika Anda kesulitan membersihkan plak yang melekat, jangan memaksa menyikat gigi kuat-kuat. Ini hanya akan membuat gigi mengalami pengikisan yang berlebihan dan berisiko membuat gusi berdarah. Temui dokter dan minta pada dokter Anda untuk melakukan proses pengangkatan plak.
sumber: http://www.menshealth.co.id/kesehatan/waras/gangguan.radang.gusi/004/003/70
10 Tip Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut
Menurut World Health Organization (WHO), pada 2012 ada sekitar
60-90 persen penduduk sebuah negara yang mengalami gigi berlubang. Dan
gigi berlubang adalah “investasi untuk penyakit-penyakit kronis,” jelas
Dr. drg. Zaura Rini Anggraeni, MDS. Bagaimana menjaga gigi?
Untuk
menjaga gigi dan mulut tetap sehat, beberapa hal – yang kadang
terdengar remeh - perlu dilakukan. Berikut tips soal bagaimana merawat
gigi Anda:
- Gosoklah gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluoride. Kapan waktu yang tepat untuk menggosok gigi? Setelah makan pagi dan sebelum tidur.
- Sekali dalam seminggu, berkumurlah dengan obat kumur. Ini dapat membantu mencegah terjadinya plak dan karang gigi.
- Sikat gigi dengan baik dan benar, yaitu dengan menjangkau ke seluruh permukaan gigi dengan arah dari gusi ke gigi.
- Berhati-hati dalam menggunakan pemutih gigi.
- Pilih sikat gigi yang mempunyai bulu sikat lembut.
- Kurangi konsumsi makanan yang mengandung gula seperti permen, atau makanan bertepung. Sisa-sisa makanan ini dapat melekat pada gigi.
- Konsumsi buah dan sayur yang dapat membersihkan gigi seperti apel, wortel, dan seledri.
- Batasi anggur merah, kopi, dan teh.
- Berhenti merokok.
- Lakukan pemeriksaan ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali secara rutin
Langganan:
Postingan (Atom)